Perang Israel Palestina yang Menyulitkan Kemerdekaan Palestina – Kemunculan keputusan yang diberikan langsung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tepat tanggal 29 November 2012 menjadi hal penting. Hal ini menjadi salah satu kemerdekaan kedaulatan bagi negara Palestina. Tentu menjadi sebuah kemajuan organisasi Intenasional dalam memberikan kedamaian pada dunia.
Tanggal bersejarah tersebut menjadi salah satu yang dimiliki oleh negara Palestina. Selama 65 tahun menunggu akhirnya mendapatkan sebuah pengakuan untuk kedaulatan. Status tersebut menaikan Palestina menjadi pengamat non-anggota di PBB dengan status negara merdeka.
Setelah dinyatakan merdeka oleh PBB, hal ini berkebalikan langsung dengan perkataan dari Perdana Menteri Israel. Beliau bernama Benjamin netanyahu dengan berkata bahwa “selama saya berkuasa, tak akan kubiarkan Negara Palestina berdiri sampai kapan pun”. Kalimat tersebut membuat goncangan yang sangat besar.
Kemerdekaan dari Palestina mendapatkan kedaultan sesuai voting yang dilakukan negara lain. Hasil yang dihasilkan dengan 138 dukungan, 9 tidak setuju dan 41 negara abstain. Presiden Palestina bernama Mahmoud Abbas merasa bangga karena perjuangan status Palestina mendapatkan hasil yang cukup baik.
Perdamaian dengan solusi politik kepada dua negara tersebut sudah menjadi agenda bagi PBB. Hal ini disesuaikan langsung dengan Resolusi 181 terkait pembagian wilayah untuk bangsa Arab serta Yahudi. Hal ini membuat bang Arab merasa tidak diberlakukan adil melalui resolusi yang terjadi tersebut.
Kejadian tersebut sebuah kerusuhan dengan pencalok berbagai wilayah seperti Jerusalem Timur, Gaza dan Tepi Barat. Perjuangan pemerintah Palestina juga menuntut membalikan wilayah yang telah diambil Israel. Hal ini membuat Israel enggan bahkan tidak memberikan tanggapan ditambah memperluas daerah kekuasaan.
Berbagai ahli juga memberikan tanggapan terkait hal ini. Keterlibatan Amerika Serikat disebabkan langsung oleh konflik tanpa adanya kepastian lebih lanjut. Kepentingan Amerika Serikat menyebarkan sebuah demokrasi pada wilayah Timur Tengah maupun liberal ekonomi.
Liberalisasi ekonomi tersebut membuat sebuah agenda sangat menguntungkan perekonomian Amerika Serikat. Keberadaan Israel sendiri memberikan kesempatan terhadap lancar sebuah serangan Bush Jr. kepada Irak. Serangan tersebut bertujuan untuk menduduki Pemerintah Saddam Hussein pada tahun 2003 lalu.
Secara tidak langsung Amerika Serikat sebagai pemegang veto di PBB. Perjanjian damai yang disepakati berakhir pada pelanggaran. Perjanjian tersebut terkait Cam David hingga menjadi Oslo Agreement dengan ditanda tangani oleh Yaseer Arafat serta Yitzhak Rabin pada tahun 1993.
Kegagalan terbesar terjadi saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menaiki jabatan. Beliau secara tidak langsung tetap menduduki wilayah Jalur Gaza serta Tepi Barat yang dimana sebenarnya wilayah pemerintah Palestina. Hal ini membuat Jalur Gaza sendiri mengalami perang dengan memakan korban sipil di tahun 2008-2009.
Perjalanan perdamaian kedua negara tersebut mendapat simpati dari dunia Internasional. Pemerintah Palestina secara diplomatik dengan PLO pada tahun 1993 memiliki hasil yang baik. Lambat laun negara pendukung dari Israel semakin berkurang serta mulai memihak pada Palestina.
Langkah yang dilakukan PBB sendiri sudah sesuai dengan jalur yang ada. Perjanjian yang terus dilotarkan tidak mencapai keputusan pasti namun pelanggaran selalu saja terjadi. Tindakan PBB sudah sesuai pada kemanan dunia sehingga bentuk penindasan sudah tidak dibenarkan dan setiap negara memiliki nasib masing-masing.
Hal ini menjadi pertanyaan mengapa negara Palestina harus menunggu puluhan tahun untuk mendapatkan Kemerdekaan. PBB sendiri perlu memberikan analisis secara transparan seperti sebab-akibat. Tentu dukungan dari negara anggota yang menghendaki menjadi salah satu pertimbangan besar.
Perjuangan negara Palestina dari tahun 1947 selalu memiliki kaitan dengan Amerika Serikat karena sebagai sekutu Israel. Setiap melakukan berbagai perdamaian dengan negara tersebut selalu berakibat tidak ada jawaban. Hal ini karena faktor geopolitik pada penduduk Tepi Barat dan Gaza.
Hingga saat ini, negara Amerika Serikat tidak menyetujui kedaulatan pada Palestina. Namun usaha dari Amerika Serikat untuk melakukan perdamaian pada kedua negara tersebut sudah dilakukan. Presiden Amerika Serikat yaitu Barack Obama ingin pemerintah negara Israel melunakkan kebijakan yang ada atas Palestina.
Peran Pemerintah Palestina juga sangat penting karena mampu menggandeng International law. Hal ini yang menjadi latar belakang muncul deklarasi kebangkitan negara Palestina tahun 29. Deklarasi tersebut memberikan upaya kepada Mahkamah untuk memulai investigasi kriminal wilayah teritori Palestina sejak 2002.
Dampak dari Operation Cast Lead yang dilakukan oleh Israel ditambah laporan tim pencari fakta PBB di Gaza serta deklarasi menjadi pertimbangan besar. Hal ini menuntut pada legalisasi budaya, politik, diplomat maupun militer dari konflik. Keputusan tersebut memaksa PBB harus mengeluarkan sebuah keputusan.
Tekanan dunia Internasional ditambah dengan terjadinya kejahatan perang memaksa PBB mengakui kedaulatan Palestina tahun 2012. Secara tidak langsung keputusan tersebut dibuat. Hal ini karena tantangan setelahnya yaitu mewujudkan keamanan serta perdamaian dilakukan sesuai tujuan PBB.
Perdamaian bagi Benjamin Netanyahu menjadi sebuah kelemahan. Jika beliau menerima kedaulatan Palestina, maka Israel terpaksa meninggalkan wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Bagi Benjamin Netanyahu bahwa terkait wilayah tersebut tidak memiliki tawar menawar.
Kekuatan PBB menjadi langkah besar dengan mengakui kedaulatan Palestina. Hal ini dihargai warga Palestina karena penindasan yang sudah dialami selama beberapa tahun sudah terbayar lunas. Harapan akhir bahwa kedua negara tersebut akan damai satu sama lain.
Sekian ulasan terkait perang Israel Palestina yang menyulitkan Kemerdekaan Palestina. Perdamaian kedua negara tersebut bisa jadi karena campur tangan dari negara lain secara langsung. Pasalnya politik yang terjadi terkadang harus membuat PBB bekerja dengan tanggung jawab besar.